materi perkuliahan tentang tetanus terlengkap
Tetanus neonatorum adalah suatu
bentuk klinis tetanus infeksius yang berat dan terjadi selama beberapa hari
pertama setelah lahir, disebabkan oleh faktor-faktor seperti tindakan
perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis atau kekurangan imunisasi
maternal.
Definisi tetanus sendiri adalah gangguan neurologis akut
yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein
yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.
Tetanus memiliki 4 bentuk klinis
yaitu tetanus generalized, tetanus localized, tetanus cephalic dan tetanus
neonatorum.
Pada referensi lain
diterangkan bahwa tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot
(spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran yang disebabkan oleh kuman
Clostridium tetani.
Sedangkan definisi neonatus
adalah bayi baru lahir yang berusia di bawah 28 hari (Amal Bahrum Penas on Feb 16, 2014)
Penyakit ini disebabkan
oleh infeksi neorutoksin (tetanospasmin) yang dihasilkanbakteri Clostridium tetani pada masa neonatal.
Umumnya infeksi terjadi akibat proses partusdan penanganan tali pusat yang
kurang steril. Penyakit
ini khususnya terjadi pada bayidengan ibu yang belum mendapatkan imunisasi
tetanus sebelumnya Pada tahun 1884, Arthur Nicolaier berhasil mengisolasi
bakteri Clostridium
tetani yang
hidup bebas dan pada tahun 1889 Kitasato Shibasaburo berhasil mengisolasi
bakteri inidari manusia. Vaksin tetanus (Tetanus toxoid) pertama kali pada
tahun 1924 oleh Pdescombey .
Secara umumtanda dan gejala yang
akan muncul:
- Spasme dan kaku otot rahang
(massester) menyebabkan kesukaran membuka mulut (trismus)
- Pembengkakan, rasa sakit dan
kaku dari berbagai otot:
- Otot leher
- Otot dada
- Merambat ke otot perut
- Otot lengan dan paha
- Otot punggung, seringnya
epistotonus
- Tetanik seizures (nyeri,
kontraksi otot yang kuat)
- Iritabilitas
- Demam
Gejala penyerta lainnya:
- Keringat berlebihan
- Sakit menelan
- Spasme tangan dan kaki
- Produksi air liur
- BAB dan BAK tidak terkontrol
- Terganggunya pernapasan karena
otot laring terserang
Berdasarkan tipe tetanus
1. Tetanus local
a. Kekakuan sekelompok otot yang dekatdengan
invasi kuman
b. Nyeri terus menerus, unyreling →
awalkelainan general
c. anti toksin yang beredar tidak
cukupmenetralkan toksin yang menumpuk di sekitar tempat masuk
d. Dapat berlangsung beberapa minggu
ataubulan → hilang tanpa bekas
e. Tetanus ringan, kematian 1%
2. Tetanus sefalik
a. Port d’entre di kepala, leher,
mata,telinga atau (jarang) pasca tonsilektomi
b. Inkubasi 1-21 hari
c. Kelumpuhan saraf II (optikus),
IV(troklearis), VII (fasialis), IX (glosofaringeus), X (S. vagus),
XI(hipoglosus), sendiri atau kombinasi
d. Prognosis jelek
e. Tetanus generalisata
f. Port d’entri: luka tusuk
dalam,furunkulosis, cabut gigi, embedded splinter, ulkus dekubiti, tusukan
jarumtidak steril, fraktura komplikata yang menjadi supuratif
g. mengenai seluruh otot skelet
h. Tanda: irritable, trismus
(kekakuanotot wajah) → muka meringis, sulit menelan, kaku kuduk, otot
punggung→epistotonus (punggung melengkung) dengan lengan fleksi dan abduksi,
kaku ototabdomen, disfagia, fotofobia
i.
Kejanggeneralisata mudah timbul dengan pacu ringan seperti
:sentuhan angina, suara, cahayaterang, hentakan tempat tidur, rabaan
j.
ujilaboratorium tidak mempunyai peran diagnostic
(Majene, 10 Mei2013)
Dalam kondisi normal, sistem muskuloskeletal akan bereaksi
sesuai dengan sinyal(aktif potensial) yang berasal dari neuron-neuron
(eksitatorik dan inhibitorik). Sel-sel neuronakan bereaksi terhadap suatu
sinyal dengan menghasilkan neurotransmitter dan dikeluarkanmenggunakan suatu
protein membrane (synaptobrevin) menuju saraf motorik.Neurotransmiter tersebut
kemudian menyampaikan sinyal tersebut dan saraf motorik akanmerangsang serat
otot untuk bereaksi.
Pada kontraksi otot skeletal, neuron eksitatorik akan
mengeluarkan neurotransmiter (cth: Asetilkolin) untuk menyampaikan sinyal
eksitatorik ke motor neuron yang merangsangotot untuk berkontraksi, sementara
itu neuron inhibitorik juga akan menghasilkanneurotransmitter (cth: GABA) untuk
membatasi dan memodulasi kontraksi yang terjadi, dimana pada saat satu bagian
otot berkontraksi, pada saat bersamaan terdapat otot lain yangrelaksasi
(antagonis refleks).
Infeksi Clostridium tetani menyebabkan neuron inhibitorik gagal
mengeluarkan neurotransmitter inhibitori, sehingga kontraksi yang terjadi
tidak diimbangi dengan inhibisi otot yang lain. Akibatnya baik otot agonis
maupun antagonismengalami kontraksi dan tidak terkontrol sehingga terjadi
spasme otot yang menjadigambaaran khas pada tetanus.
Clostridium tetani menghasilkan endospora yang
membutuhkan kondisi anaerobik untuk dapat berkembang. Jaringan yang nekrosis atau mengalami
infeksi merupakan lokasiyang sangat mendukung bagi tumbuhnya bakteri ini.
Bakteri ini biasanya masuk ke situsluka dan setelah melalui
proses germinasi (berkisar antara 3-21 hari), bakteri ini akanmenghasilkan 2
jenis exotoxin, yaitu tetanolisin dan tetanospasmin. Tetanolisin yangdihasilkan
oleh Clostridium
tetani bersifat
sitolisin, dan mengawali infeksi bakteri ini denganmerusak jaringan-jaringan
yang belum nekrosis dan mengoptimalkan suasana anaerob yangterbentuk pada situs
luka.
Tetanospasmin sebagai neurotoksin kemudian menjadi agenpenyebab
munculnya berbagai gejala klinis pada tetanus. Tetanospasmin merupakan suatu
neurotoksin yang berbentuk rantai polipeptidaganda. Rantai polipeptida ini
terdiri atas sebuah rantai polipeptida berat(100000 Da) dan 1rantai polipeptida
ringan(50.000 Da). Ke dua rantai tersebut dihubungkan oleh suatujembatan
disulfida.
Rantai polipeptida ringan (mengandung zinc metalloprotease)
akanberikatan dengan neuromuscular junction sedangkan rantai polipeptida berat
(mengandungsuatu amino terminus yang berfungsi untuk memberi sinyal kepada sel)
menyebabkantetanospasmin dapat masuk ke dalam akson.
Tetanospasmin kemudian masuk ke dalam selhingga mencapai
sistem saraf pusat secara intra-aksonal. Setelah mencapai daerah intrasel,tetanospasmin
dapat berdifusi keluar dari sel dan berikatan dengan reseptor interneuroninhibitorik
(pada medulla spinalis). Tetanospasmin akan diendositosis ke dalam
selintraneuron inhibitorik. (Marco Handoko on Mar 27, 2011)
No comments:
Post a Comment