asuhan keperawatan pada an,f dengan penyakit bronkopneumoni
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
DATA
a. Identitas
Pasien
Nama :
An F
Tanggal lahir : 23 Mei 2011
Umur :
2 bulan
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama :
Islam
Pendidikan : Belum Sekolah
Suku/Bangsa : jawa
Alamat :
Ds Cangkring 4/3 Demak
Tanggal Masuk RS : Sabtu,11 November 2014
No RM :
684 829
Diagnosa Medis : Bronkopneumonia
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn
K
Umur : 30
tahun
Jenis :
Kelamin: Laki - laki
Agama :
Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :
wiraswasta
Alamat : Ds
Cangkring 4/3 Demak
Hubungan
dengan pasien : ayah
2. RIWAYAT
KESEHATAN
a. Keluhan
Utama :
Ibu
pasien mengatakan anaknya demam
b. Riwayat
Penyakit Sekarang
Pasien keluhannya di bawa ke bidan
setempat pada 9 oktober 2014 hari SMRS di beri obat berupa amoxicillin syrup
diminum 2 x 1/2 cth,dan paracetamol syrup 2 x 1/2 cth tetapi belum ada
perkembangan selanjutnya Pasien datang pada tanggal 11 oktober 2014 di RSUD
KUDUS di IGD dengan keluhan demam yang disertai batuk selama 3 hari dan sesak
pasien di periksa dengan tanda-tanda vital S: 37,9 0 N : 110 x/menit
RR: 36x/menit dan di IGD diberi terapi O2 nasal 2 liter / menit, terapi infus
4:1 dengan 10 Tpm dan injeksi cefotaxim 2x200mg dan gentamicin 2X25mg pada jam
12.00. dan selanjutnya pasien dipindah pada tanggal 11 oktober 2014 jam 14.00
WIB ke ruangan B2 kamar I1 untuk mendapatkan perawatan yang lebih
lanjut.
1) Munculnya
keluhan
Tanggal munculnya keluhan : pada
tanggal 9 oktober 2014
Waktu
munculnya keluhan : pada waktu malam hari jam 20.00 anak demam dan paginya di
sertai batuk
2) Karakterisktik
Karakter : pasien demam dan batuk
Lokasi
nyeri :tidak ada nyeri
Timing : tidak ada
c. Riwayat
Penyakit Dahulu
1) Prenatal
Ibu pasien mengatakan selalu
memeriksakan kandunganya secara rutin dibidan setempat. Keluhan pada saat hamil
yaitu mual. Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik.
2) Natal
Ibu melahirkan di tolong oleh bidan
setempat dengan persalinan normal
3) Post
natal
BBL 3000 gram dengan panjang 55cm
tidak ada kelainan kongenital, bayi lahir menangis kuat dengan keadaan sehat dan jenis kelamin laki - laki.
Setelah lahir, ibu klien mengatakan anaknya mendapat ASI sampai sekarang, juga
mendapat pendamping ASI, yaitu susu SGM II.
4) Penyakit
waktu kecil
Ibu pasien mengatakan anaknhya
tidak pernah sakit yang seperti ini.
5) Pernah
di rawat di rs
Tidak
pernah di rawat di rumah sakit
6) Obat
yang digunakan
amocillin
sirup,Parasetamol
7)
Alergy
Tidak
alergy terhadap apapun (makanan,obat,debu dll)
8)
Kecelakaan
Tidak
ada
9) Imunisasi
Pasien sudah mendapatkan imunisasi yaitu DPT 1
, HB 1, POLIO 2
d. Riwayat
Keluarga
Keluarga
mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dan penyakit menular
e. Riwayat
Sosial
1)
Pasien dirumah diasuh
oleh ibunya dan neneknya bila saat ibunya melakukan pekerjaan rumah karena
ibunya dirumah sebagai ibu rumah tangga. Ibunya sangat Menyayangi anaknya
dan tidak rewel jika di beri ASI dan
berada di dekat ibunya .
2)
Anaknya ada tanda lahirnya
di bagian bokongnya dan bila mnegompol anaknya menangis atau meringik
3)
Pasien tinggal di rumah
rumah yang padat penduduknya dan tempat tinnggal bersih dan keadaan rumah ada
pencahyaan alami, ventilasi cukup kondisi lantai keramik
f. Keadaan
Kesehatan Saat Ini
1) Diagnosa
medis : Bronkopneumonia
2) Tindakan
operasi : tidak ada tindakan
operasi
3) Obat
- obatan :
- Injeksi:
cefotaxim
2x200mg
gentamicin2X25mg
syrup pamol 3x1/2 cth
syrup pamol 3x1/2 cth
- infus
: 4:1 ns += 10 tpm
- nebulizer
2x 1: ventolin 1/2cc pulmocart ½ cc Ns 2cc
3. PENGKAJIAN
POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
a. Persepsi
kesehatan dan pola menegemen kesehatan
1) Status
kesehatan anak sejak lahir
Anak sehat sejak lahir, tidak ada
gangguan
2) Pemeriksaan
kesehatan anak sejak lahir
Anak sehat tanpa ada satu penyakit
apapun
3) Penyakit yang menyebabkan anak absen sekolah
Anak sakit
4) Praktek pencegahan kesehatan
Dengan memberikan makanan yang hyginis,
dan menciptakan lingkungan tempat tinggal yang bersih
5) Apakah
orang tua merokok didekat anak ?
Orang tua tidak pernah merokok didekat
nak
6) Mainan
yang digunakan anak keamanannya
Mainan aman, dan anak suka mainan
bobil-mobilan
7) Praktek
keamanan orang tua
Produk rumah tangga tidak ada yang
berbahaya, obat-obatan disimpan dikotak obat
b. Nutrisi pola metabolik
1) Pemberian
ASI
Masih minum ASI karena usia anak 5 bulan
2) Selera
makan
Anak makan harus ada lauknya aya, dan
habis 1 porsi, 1 centong nasi
3) Masukan
makanan selama 24 jam
Anak makan ½ porsi dari menu yang disediakan dirumah sakit
4) Alat
makan yang digunakan
Anak makan menggunakan sendok dan piring
5) Masalah
kulit
Tidak ada edema
c. Nutrisi
orang tua atau keluarga
1) Status
nutrisi orang tua
Nutrisi orang tua tercukupi dan tidak
ada masalah nutrisi pada orang tua
2) Ada
masalah atau tidak
Tidak ada masalah
d. Pola
eliminasi
1) Pola
eliminasai untuk anak
a) Pola
efekasi
Anak BAB 2X sehari, tidak berlendir dan
tidak ada darah
b) Mengganti
pakaian dalam
Anak mengganti pakaian dalam 1X sehari
c) Eliminasi
urine
Anak BAK 5X dalam sehari dengan bau khas
urine dan warna kuning jernih
e. Pola
latihan aktivitas
1) Pola
aktivitas anak
Anak mandi jarang biasanya 1X sehari
biasanya mau mandi jika dimandikan oleh orang tuanya
2) Aktivitas
sehari-hari
Anak beraktivitas sehari-hari dengan
tidur diatas bed karena usianya yang masih 5 bulan
3) Kebersihan
rutin
Anak rutin bila ganti baju dan digantikan
oleh orang tua
f. Pola
peran – hubungan
1) Pola
peran anak
a) Struktur
keluarga
Pasangan dengan anak 1 dari 1 bersaudara
b) Masalah/stresor
keluarga
Tidak ada masalah, masalahnya timbul
bila anak tidak dituruti kemauannya
c) Interaksi
anggota keluarga anak
Keluarga berinteraksi dengan baik
d) Ketergantungan
Anak masih bergantung pada orang tua
e) Anak
– pola bermain
Anak hanya tidur dan menangis diatas
tempat tidur saat sakit dirumah sakit
2) Pola peran orang tua
a) Peran
ikatan ? kepuasan
Orang tua berperan untuk merawat anaknya
dan bertanggung jawab kepada anaknya
g. Seksualitas
1) Seksualitas
anak
a) Seksual
anak
Anak sebagai laki-laki dan ia merasa
senang
b) Pertanyaan
sekitar seksual
Anak belum tau tentang apa itu seksual
2) Seksualitas
orang tua
a) Jika
mungkin, riwayat reproduksi ?
Tidak ada
b) Kepuasaan
seksual
Orang tua puas dengan sexsualitas
terpenuhi
h. Koping
– pola toleransi stress
1) Apa
toleransi ? level stress ?
Pada saat anak tidak terpenuhi tidak
dituruti anak akan marah
2) Pola
penanganan masalah suport
Orang tua memberikan nasihat untuk
anaknya
i.
Nilai perilaku
keyakinan
1) Perkembangan
moral anak, pemilihan perilaku komitmen
Anak belum mengerti tentang moral dan
komitmen
2) Keyakinan
akan agama dan kesehatan
Anak sudah mengerti tentang keyakinan
beragama dan tidak mengerti tentang kesehatan dirinya
3) Orang
tua
a) Sesuatu
yang bernilai dalam hidupnya ( spiritual )
Semangat untuk masa depan, semua
bernilai pada saat anaknya sembuh dari penyakitnya dan bisa melakukan aktivitas
seperti biasanya
b) Keyakinan
akan kesembuhan, dampak penyakit dan tujuan
Orang tua yakin jika anaknya akan sembuh
seperti semula dan bisa berkumpul dengan orang tua dan teman-temanya
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan
umum : demam
b. Tanda
vital : S; 378C, N 136 X/ menit
c. TB
/ BB : BB ; 7,5 Kg, PB ; 54 CM, lila ; 14 cm lida 28; cm
d. Lingkar
kepala : 33 cm
e. Mata
: konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
f. Hidung
: bersih, polip hidung dalam batas normal
g. Mulut
: mukosa bibir kering, mulut terlihat
h. Telingga
: normal, serumen dalam batas normal, tidak ada kelainan
i.
Tekuk : tidak ada gula
kudu
j.
Dada : simetris
k. Jantung
:
1)
I : bentuk dada
simetris tidak ada retraksi dinding dada
2)
P : tidak ada
pembesaran
3)
P : tidak nyeri tekan
4)
A : bunyi jantung S1,S2
normal irama jantung reguler
l.
Paru – paru
1)
I : dada simetris
2)
P : tidak ada nyeri
tekan
3)
P : sonor
4)
A : ronchi
m. Abdomen :
1)
I : bentuk abdomen
normal, tidak acites
2)
A : peristaltik usu
15x/menit
3)
P : tidak ada nyeri
tekan
4)
P : tympani
n. Punggung
: tidak ada nyeri
o. Genetalia
: bersih
p. Ekstermitas
1) Atas
: terpasang infus Rl 10 Tpm pada tangan kiri
2) Bawah
: tidak ada pembengkakan atau edema
q. Kulit
: tidak ada ruam, atau tanda lahir dan tidak ada pembengkakan
5.
HASIL LABORATORIUM
Tanggal
: 14 oktober 2014
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Satuan
|
Nilai normal
|
Hemoglobin
|
9,5
|
g/dl
|
11,1-14,1
|
Eritrosit
|
2,00
|
Lt/Ul
|
3,9-5,5
|
Hemotokrin
|
29,1
|
%
|
31-41
|
Trombosit
|
264
|
10^3/ul
|
150-400
|
Leukosit
|
12,6
|
10^3/ul
|
6,0-17,5
|
Iuetrofit
|
43,2
|
%
|
50-70
|
Limfosit
|
H 46,9
|
%
|
25-40
|
Monosit
|
7,9
|
%
|
2-8
|
Eosinofil
|
1,0
|
%
|
2-4
|
Basofil
|
1,0
|
%
|
0-1
|
MCH
|
23,9
|
Pg
|
27,0-31,0
|
MCHC
|
32,8
|
g/dl
|
33,0-37,0
|
MCV
|
73,0
|
Fl
|
29-99,0
|
RDW
|
14,0
|
%
|
10,0-15,0
|
MPV
|
7,2
|
Tt
|
6,5-11,0
|
PDW
|
12,5
|
Fk
|
10,0-18,0
|
a. Foto
Thorax (15 0kt0ber 2015)
COR
: CTR
= 46%
Konfigurasi jantung dalam
batas normal.
Pulmo
:
gerakan bronkovaskuler meningkat
Tampak bercak pada perihiler dan
parakardial kanan-kiri.
Tampak kesuraman pada apeks
paru kanan disertai deviasi trachea ke kanan.
Kedua hilus sulit dinilai.
Diafragma
kanan setinggi custa ix posterior
Sudut
kustofrenikus kanan kiri lengkap.
Kesan
: COR tak membesar
Gambaran bronkopnemonia
Suspek atelektasis segmental
paru kanan atas
ANALISA DATA
No
|
Data fokus
|
Problem
|
Etiologi
|
1
2
3
|
Ds : keluarga pasien mengatakan pasien demam
Do : pasien terlihat demam dan batuk ada sekretnya
S : 37,90C
N : 110 x / menit
RR : 28x/menit
Ds : keluarga pasien mengatakan pasien batuk
Do: pasien terlihat batuk ada sekretnya
Auskultasi : whezzing
Ds : Ibu
klien mengatakan anaknya sesak nafas.
Do : - An. D terlihat sesak dalam bernafas.
- Gelisah,
rewel
- RR
= 57 x/mnt
|
Hipertermi
Ketidakefektifan jalan nafas
Ketidakmampuan pola nafas
|
Inflamasi terhadap infeksi
Saluran nafas
Mucus yang berlebihan
Proses inflamasi
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Hipertermi berhubungan
dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas
Ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh
2.
Ketidakefektifan jalan
nafas berhubungan dengan mucus yang berlebihan
3.
Ketidakmampuan
pola nafas berhubungan dengan Proses inflamasi
INTERVENSI
N0
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Hipertermi
berhubungan dengan inflamasi terhadap
infeksi saluran nafas
|
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan suhu pasien turun atau normal ( 36,5 – 37, 50)
dengan kriteria hasil :
·
Akral teraba hangat
·
Warna kulit tidak ada
kemerahan.
|
·
Kaji suhu tubuh
pasien
·
Berikan kompres
hangat pada ketiak, lipatan paha
·
Anjurkan pada
keluarga untuk mengenakan pakaian yanng tipis ( meresap keringat.
·
Kolaborasi pemberian
antipiretik sesuai indikasi
|
·
Untuk mengetahui suhu
tubuh
·
Untuk menurunkan suhu
tubuh
·
Untuk mengurangi
penguapan suhu tubuh.
·
Proses penyembuhan
|
2
|
Ketidakefektifan
jalan nafas berhubungan dengan mucus yang berlebihan
|
Setelah dilakukan
tinddakan keperawatan pasien 3 x 24 jam diharapkan pasien tidak batuk dan
tidak sesak, dengan kriteria hasil :
·
Pasien bernafas
dengan normal tanpa bantuan 02
|
·
Mengobservasi KU dan
TTV
·
Berikan terapi
nebulizer sesuai dosis
·
Beri posisi yang nyaman (pertahankan peninggian)
·
Kolaborasi pemberian
obat
|
·
Untuk mengetahui
keadaan pasien
·
Untuk mengencerkan
sekret
·
Memaksimalkan
ekspansi dengan optimal
·
Proses penyembuhan
|
3
|
Ketidakefektifan pola
nafas berhubungan dengan proses inflamasi
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, jalan
nafas kembali efektif, dengan kriteria hasil :
·
Anak istirahat dan tidur tenang
·
Pernafasan dalam batas normal (30-60 x/mnt)
Tidak ada dispnea, dan retraksi dada tidak ada
|
·
Observasi pernafasan, kedalaman dan frekuensi, catat
adanya sesak nafas dan retraksi dada
·
Posisikan anak untuk ventilasi yang maksimal
·
Anjurkan terpasang 02
·
Gunakan bantal dan bantalan pada leher dan kepala anak
·
Tingkatkan istirahat dan tidur dengan penjadwalan yang
tepat
|
·
Sesak
nafas dan retraksi dada menunjukkan gangguan dalam pola nafas
·
Memungkinkan
ekspansi paru yang maksimum
·
Untuk melonggarkan
jalan nafas
·
Mempertahankan
jalan nafas tetap terbuka
·
Membantu
memulihkan proses penyembuhan
|
IMPLEMENTASI
Tanggal
|
No dx
|
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
TDD
|
Selasa
14/10/14
14/10/14
14/10/14
rabu
15/10/14
15/10/14
Kamis 16/10/14
kamis
16/10/14
|
I
I
I
I
II
II
II
III
III
III
III
II
III
I
I
I
I
II
II
II
III
III
III
III
II
III
I
I
I
I
II
II
II
III
III
III
III
III
II,
III
|
14.20
14.30
14.40
15.00
15.20
15.35
15.50
17.00
17.30
19.00
19.25
22.00
08.00
08.15
08.20
08.30
14.00
14.15
14.20
16.00
19.00
19.30
20.00
22.00
08.00
08.15
08.30
08.40
14.00
14.10
14.15
19.00
19.20
20.00
20.15
22.30
|
·
Mengkaji suhu tubuh
pasien
·
Memberikan kompres
hangat pada ketiak dan lipatan paha
·
Menganjurkan pasien
untuk mengenakan pakaian yang tipis
·
Berkolaborasi
pemberian antipiretik
Syrup pamol ½ sendok teh
·
Mengobservasi KU dan
TTV
·
Memberikan therapi nebulizer
Ventolin ½,
pulmicart ½ Ns 2 cc
·
Beri posisi yang nyaman (pertahankan peninggian)
·
mengobservasi pernafasan, kedalaman dan frekuensi,
catat adanya sesak nafas dan retraksi dada
·
Posisikan anak untuk ventilasi yang maksimal
·
Memberikan therapi O2
·
Gunakan bantal dan bantalan pada leher dan kepala anak
·
Kolaborasi pemberian
obat
-
Cefotaxim 200 mg
-
Gentamicin 25 mg
-
Syrup pamol ½ sendok
teH
·
Mengkaji TTV pasien
·
Memberikan kompres
hangat
·
Menganjurkan pasien
untuk memakai pakaian tipis
·
Berkolaborasi
pemberian obat
Syrup pamol ½ sendok teh
·
Mengobservasi KU dan
TTV
·
Memberikan therapi
nebulizer ventolihn ½
, pulmicart ½ Ns 2 cc
·
Beri posisi yang nyaman (pertahankan peninggian)
·
mengobservasi pernafasan, kedalaman dan frekuensi,
catat adanya sesak nafas dan retraksi dada
·
Posisikan anak untuk ventilasi yang maksimal
·
Memberikan therapi O2
·
Gunakan bantal dan bantalan pada leher dan kepala anak
·
Berkolaborasi dalam
pemberian terapi obat
-
Cefotaxim 200 mg
-
Gentamixin 25 mg
Infus 4 : 1 10 tpm
·
Mengkaji KU dan
TTV pasien
·
Memberikan kompres
hangat
, lipatan paha
dan lipatan ketiak
·
Menganjurkan
berpakaian pakaian yang tipis
·
Berkolaborasi dalam
pemberian obat
Syrup pamol ½ sendok teh
·
Mengobservasi KU dan
TTV pasien
·
Memberikan therapi
nebulizer ventolin 1/2, pulmicort ½, Ns 2 cc
·
Memberikan therapi O2
·
mengobservasi pernafasan, kedalaman dan frekuensi,
catat adanya sesak nafas dan retraksi dada
·
Posisikan anak untuk ventilasi yang maksimal
·
Memberikan therapi O2
·
Gunakan bantal dan bantalan pada leher dan kepala anak
·
Berkolaborasi dalam
pemberian obat
-
Cefotaxim 200 mg
-
Gentamicin 25 mg
|
DS : keluarga
pasien mengatakan badan anaknya panas
DO : pasien
terlihat menangis
S : 37,9 0C
N : 120 X /
menit
RR : 30 x /
menit
DS : keluarga
pasien mau mengompres
DO : pasien
terlihat menagis
DS : keluarga
pasien memakaikan pakaian yang tipis
DO : pasien
sudah memakai pakaian yang tipis
DS : pasien
mau diberikan obat
DO : obat masuk
tidak ada tanda-tanda alergi
DS : keluarga
pasien mengatakan pasien batuk
DO : pasien
terlihat batuk dan ada sekretnya\
S : 37,9 0C
N : 120 X /
menit
RR : 30 x /
Menit
DS : keluarga
pasien bersedia
DO: pasien
menangis saat dinebulizer dan obat habis
DS :keluarga
pasien bersedia
DO :Kepala
terletak lebih tinggi dari bagian tubuh yang lain
DS :keluarga pasien bersedia
DO : Anak sesak nafas, terdapat
retraksi epigastrik, gelisah
RR; 34 x/menit
DS : keluarga
pasien bersedia
DO :Anak dalam
keadaan posisi kepala lebih tinggi
DS : keluarga
pasien mau
DO : pasien
terpasang o2
DS : keluarga pasien bersedia
DO :Leher anak
terganjal dengan bantal
DS : keluarga
pasien bersedia
DO : obat
masuk tanpa ada tanda2 alergi
DS : keluarga
pasien bersedia
DO : pasien
teraba tubuh masih hangat
S : 37,6 0 c
N : 110 x /
menit
RR : 30 x / menit
DS : keluarga pasien
bersedia
DO : pasien
terlihat nyaman
DS : keluarga
psien mengatakan sudah menganti pakaiannya
DO: pasien
terlihat memakai pakaian tipis
DS : keluarga
bersedia
DO ; obat
masuk tidak ada tanda-tanda alergi
DS : keluarga
pasien mengatakan anaknya masih batuk
DO: pasien
batuk sekret
S : 37,6 C
N : 110 X /
menit
RR : 30 X /
menit
DS : keluarga
pasien mengatakan bersedia
DO : pasien
menangis saat di nebilizer
DS :keluarga
pasien bersedia
DO :Kepala
terletak lebih tinggi dari bagian tubuh yang lain
DS :keluarga pasien bersedia
DO : Anak sesak nafas, terdapat
retraksi epigastrik,
RR; 30x/menit
DS : keluarga
pasien bersedia
DO :Anak dalam
keadaan posisi kepala lebih tinggi
DS : keluarga
pasien bersedia
DO : pasien
sudah terpasang oksigen
DS : keluarga pasien bersedia
DO :Leher anak
terganjal dengan bantal
DS : keluarga
pasien bersedia
DO : obat
masuk tanpa ada tanda- tanda alergi
DS : keluarga
pasien mengatakan anaknya sudah tidak panas
DO : pasien
suhunya menurun
S: 37,5 0c
N : 120 x / menit
RR : 28 x /
menit
DS : keluarga pasien bersedia
DO : pasien terlihat dikompres dikening
DS : keluarga
pasienh mau memakaikannnya
DO : pasien
memakai pakaian tipis
DS : keluaraga pasien mengatakan mau
DO: pasien mau minum obat
DS : keluraga pasien
bersedia
DO : pasien
terlihat suaranya serak dan batuk
S : 37,5 0c
N : 120 x /
menit
RR : 28 x /
menit
DS : keluarga
pasien bersedia
DO : pasien
menangis
DS : keluarga pasien
sudah bersedia di pasang oksigen
DO : pasien
terpasang oksigen 3lt/menit
DS :keluarga pasien bersedia
DO : Anak sesak nafas, terdapat
retraksi epigastrik,
RR; 30x/menit
DS : keluarga
pasien bersedia
DO :Anak dalam
keadaan posisi kepala lebih tinggi
DS : keluarga
pasien bersedia
DO : pasien
sudah terpasang oksigen
DS : keluarga pasien bersedia
DO :Leher anak
terganjal dengan bantal
DS : keluarga
pasien mengatakan bersedia
DO : obat
masuk tanpa ada tanda-tanda alergi
|
|
EVALUASI.
No
|
Hari/tanggal
|
Dx
|
Evaluasi
|
Ttd
|
1
|
Selasa 14 oktober 2015
|
I
|
S : keluarga
pasien mengatakan anaknya masih demam badannya
O : pasien
hangat badannya
S : 37,90c
A : masalah
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
-
Obs suhu
-
Berikan kompres
hangat
-
Kolab pemberian obat
|
|
2
|
Selasa 14 oktober 2015
|
II
|
S : keluarga
pasien menagtakan pasien masih batuk
O : pasien
terlihat batuk dan ada sekretnya
Suara nafas ronchi
RR : 32
x / menit
A : masalah
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
-
Obs TTV
-
Berikan therapi
nebulizer
-
Kolab pemberian obat
|
|
3
|
Selasa 14 oktober 2015
|
III
|
S : -
O : Anak
masih sesak nafas, terdapat retraksi epigastrik,
RR : 37 x/mnt,
O2 : 2 l/mnt
A : Masalah
keperawatan belum teratasi, yaitu sesak nafas masih dirasakan An.F, retraksi
epigastrik juga masih ada, anak belum dapat istirahat dengan tenang, RR meningkat
menjadi 35 x/mnt
P : Lanjutkan
intervensi.
- Observasi kedalaman dan frekuensi pernafasan,
catat adanya sesak nafas dan retraksi dada
- Posisikan anak untuk ventilasi yang maksimal
- Beri posisi yang nyaman (pertahankan peninggian)
- Gunakan bantalan pada leher dan kepala
- Berikan oksigen headbox 8 liter/menit
|
|
4
|
Rabu 15 oktober 2015
|
I
|
S : keluarga
pasien mengatakan anaknya masih demam
O : pasien
terlihat dikompres S : 37,50C
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensi
-
Obs Suhu
-
Lakukan kompres
-
Kolab pemberian obat
|
|
5
|
Rabu 15 oktober 2015
|
II
|
S : keluarga pasien
mengatakan anaknya masih batuk dan sudah muntah setelah di nebulizer
O : pasien
terlihat serak
RR : 31
x / menit
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
-
Berikan therapi
nebulizer
-
Kolab pemberian obat
|
|
6
|
Rabu 15 oktober 2015
|
III
|
S : -
O : Oksigen
masih terpasang dengan ambroxol 8 liter/menit, anak terlihat lebih tenang, RR
: 56 x/mnt, sesak agak berkurang, retraksi epigastrik masih ada
A : Masalah
keperawatan teratasi sebagian, yaitu anak terlihat lebih tenang, RR : 56
x/mnt, agak berkurang, tapi masih terdapat retraksi epigastrik
P : Lanjutkan
intervensi.
- Observasi kedalaman dan frekuensi pernafasan,
catat adanya sesak nafas dan retraksi dada
- Beri posisi yang nyaman (pertahankan
peninggian)
- Gunakan bantalan pada leher dan kepala
- Berikan
oksigen headbox 8 liter/menit
|
|
7
|
Kamis 16 oktober 2015
|
I
|
S : keluarga
pasien mengatakan pasien sudah tidak panas lagi
O : pasien
suhunya menurun S : 37,30 c
A : masalah
sudah teratasi
P :
pertahankan intervensi
-
Berikan kompres
-
Kolab pemberian obat
|
|
8
|
Kamis 16 oktober 2015
|
II
|
S : keluarga
pasien mengatakan anaknya masih batuk dan sesaknya sudah berkurang
O : pasien
terlihat sesak berkurang, sekretnya masih ada
RR : 27 x / menit
A : masalah
teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensi
-
Obs TTV
-
Therapi nebulizer
Kolab pemberian obat
|
|
9
|
Kamis 16 oktober 2015
|
III
|
S : -
O : Oksigen
masih terpasang O2 nasal 2 liter/menit, sesak nafas berkurang,
retraksi epigastrik masih ada, anak tampak lebih tenang, RR : 44 x/mnt
A : Masalah
keperawatan teratasi sebagian, yaitu sesak nafas sudah berkurang dan anak
juga lebih tenang, tapi oksigen nasal 2 liter/menit masih terpasang, juga
masih terlihat retraksi epigastrik, RR : 44 x/mnt
P : Pertahankan
intervensi, dengan tetap mengobservasi frekuensi dan kedalaman pernafasan
serta kolaborasi pemberian oksigen 2 liter/menit atau sesuai indikasi bila
bertambah sesak
|
|
No comments:
Post a Comment