materi komplit DBD/demam berdarah
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Demamberdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemorragic fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti ( Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
DengueHemorragic Fever ( DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh karena virus
dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegypi
betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah Dengue (DBD) (Hidayat,2006).
Jadi
DHF merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti serta ditularkan oleh vrus dengue yang
berciri-ciri demam, manifestasi perdarahan dan mengakibatkan renjatan yang
dapat menyebabkan kematian.
Dengue
Haemorragic fever (DHF) disebabkan oleh
virus Dengue dan jenis arbovirus yang dibawa oleh nyamuk aedes Aegepty dan
Aedes Albopictus sebagai vektor kemudian
masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut ( Hidayat, 2006).
Perlu
diingat bahwa Dengue Haemorragic Fever (DHF ) hanya merupakan salah satu jenis
infeksi virus yang menyebabkan perdarahan. Virus Dengue memasuki tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk.Tubuh pasien membentuk kekebalan terhadap penderita.
Jika pasien diserang untuk kedua kalinya tidak akan mengalami kesulitan kecuali
jika yang menyerang kedua kali / lebih tersebut jenis virus yang berbeda akan
menimbulkan reaksi immunologik dalam tubuh, Reaksi immunologik ini
mengakibatkan komplikasi yang ditakuti adalah perdarahan saluran pencernaan dan
shock (Ngatiyah, 2005).
C.
Manifestasi Klinik
Gejala
klinik untuk DHF ( menurut WHO) (dalam Ngatiyah,2005):
1. Demam
tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab jelas)
2. Manifestasi
perdarahan tanpa bintik –bintik merah pada kulit (ptekie)
3. Pembesaran
Hematomegali
4.
Syock yang ditandai dengan nadi lemah,
cepat yang disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi 20mmHg atau kurang)
disertai kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan
kaki, pasien menjadi gelisah , timbul sianosis disekitar mulut.
D.
Patofisiologi
Virus
masuk melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan Aedes Albopictus infeksi pertama
kali dapat menimbulkan gejala sebagai demam Dengue.Demam dengue terjadi bila
seseorang yang telah terinfeksi Dengue pertama kali, kemudian mendapatkan
infeksi berulang dan virus Dengue lainnya. Virus yang masuk kedalam tubuh
manusia akan menimbulkan reaksi viremia
seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hyperemi
tenggorokan, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit, pembesaran kelenjar
getah bening, Hepatomegali dan Spinomegali.
Selain
itu ditemukan juga Hematomegali akibat pembesaran cairan dari ruang
intraveskuler.Pada permulaan demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada
anak yang kurang gizi, hati juga teraba. Bila terjadi peningkatan dari
hematomegali dan hati teraba kenyal, harus diperhatikan kemungkinan akan
terjadinya renjatan pada penderita ( Djunaedi,2006).
Virus
yang masuk kedalam tubuh manusia akan beraplikasi Dinotis slimpatikum regional
dan menyebar kejaringan lain terutamake system retikulo ndoterial dan kulit
secara bionkogen maupun hematogen, kemudian tubuh akan membentuk kompleks virus
antibodi dalam sirkulasi darah sehingga
akan mengaktifasi system komplemen yang akan melepas Anophilotosin C3a dan C5a.
anaphilotosin C3a dan C5A akan melepas histamine yang akan menyebabkan
peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma
melalui endoten dinding tersebut sehingga akan terjadi kebocoran plasma, hipotensi,
hemakonsentrasi, hiponatriemia serta infuse dan renjatan atau syok.
Timbulnya
agregasi trombosit yang mengalami kerusakan metamorphosis akan dimusnahkan oleh
system retikula endotelia dengan akibat Trombositopenia terhebat dan perdarahan
pada keadaan agregasi tersebut akan
melepaskan aminfaso aktif (histamine dan
sitokinin) yang bersifat meninggalkan permeabilitas kapiler dan melepaskan
trombosit factor-faktor yang menyebabkan
koagulasi intravaskuler. Pada kasus DHF trombosit akan menurun pada saat suhu
turun yaitu setelah dari sakit ketiga penurunan jumlah trombosit < 100.000 /
mm³ atau kurang dari 1-2 trombosit / pandngan besar (Ipb) dengan rata-rata
pemeriksaan dilakukan pada 10 Idp, pada umumnya terjad sebelum terdapat peningkatan
hematocrit, yaitu sebelum suhu turun. Peningkatan hematokrit > 20% (misalnya
30% menjadi 42%) menggambarkan pembesaran plasma (FKUI,2005).
Perdarahan
yang terdapat pada Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh terjadinya
trombositopeni yang hebat disertai oleh gangguan fungsi trombosit dan
terjadinya defisiensi dari faktor – faktor I, II, V,VII, IX, dan factor X.
perdarahan terjadi pada berbagai tempat misalnya, didalam usus halus, lambung,
kulit, hati, paru jantung, dan jaringan lunak.
Terjadi
aktivitas faktor hagemen (XII) mengakibatkan pembekuan intaveskuler yang
meluas. Dalam pross pembentukan anafilatoksin dan penghancuran fibrin menjadi
fibrin degeneration produk dan juga akan merangsang system kinin yang dalam
proses peningkatan permeabilitas dingin pembuluh darah.
Plasma
merembes selama perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan
mencapai puncaknya pada saat renjatan hipovolemi akibat kehilangan plasma, bila
tidak segera diatasi dapat barakibat ammoksia dan asidosis metabolik dan
kematian ( Syaifullah,2004)
E.
Klasifikasi
Klasifikasi
DHF ada 4 derajat (suroso, 2004) yaitu :
1. Derajat
Demam disertai gejala klinis atau
pendarahan spontan, uji tourniquet positif, trombositopenia dan
hemokonsentrasi.
2. Derajat
II
Manifestasi klinik pada derajat I
dengan manifestasi perdarahan spontan dibawa kulit seperti ptakie, hematoma dan
perdarahan dari lain tempat.
3. Derajat
III
Manifestasi klinis pada derajat II
ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi
cepat dan lemah, hipotensi, dengan kulit yang lembab, dingin, dan penderita
gelisah.
4. Derajat IV
Manifestasi klinis pada penderita
derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai dengan
tensi tak terukur dan nadi tak raba.
F.
Komplikasi
Adapun
komplikasi dari DHF ( Hadinegoro, 2006) adalah :
1. Perdarahan
Disebabkan oleh perubahan vaskuler,
penurunan jumlah trombosit koagulopati dan trombositopeni dihubungkan
meningkatnya megakoritrosit muda dalam sel-sel tulang dan pendeknya masa hidup
trombosit.Pendarahan dapat dilihat pada uji tourniquet positif, ptakie, saluran
cerna, hematemesis, dan melena.
2. Kegagalan
sirkulasi
Dss ( Dengue syock Syndrom) terjadi
pada hari ke 2-7 yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler
sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairn serosa ke rongga pleura dan
peritonium , hiponatremia, hemokonsentrasi, dan hipovolomi, yang mengakibatkan
berkurangnya aliran balik vena, penueunan perfusi organ.
Dss juga disertai kegagalan
hemeostatis yang mngakibatkan aktivitas dab integritas system kardiovaskuler,
perfusi miokard dan curah jantung menurun, Sirkulasi darah terganggu dan
terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan irreversible,
terjadinya kerusakan sel darah organ sehingga pasien akan meninggalkan dalam
waku 12-24jam.
3. Hepoatomegali
Hati umumnya membesar dengan
perlemakan yang dihubungkan dengan nekrosis karena pendarahan yang terjadi pada
lobus hati dan sel-sel kapiler.Terkadang tampak sel metrofil dan limfosit yang
lebih besar dan banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody.
4. Efusi
pleura
Terjadi karena kebocoran plasma
yang mengakibatkan ekstasi cairan intravaskuler sel. Hal tersebut dibuktikan
dengan adanya cairan dalam rongga pleura dan adanya dyspnea.
Pada
dasarnya pengobatan pasien DHF bersifat simtomatis dan suprtif. Menurut
Ngastiyah 2005:
1. DHF
tanpa renjatan
a. Tirah
baring
b. Pemberian
makanan lunak
c. Demam
tinggi, anoreksia dan sering muntah dapat menyebabkan dehidrasi, maka pasien
diberikan banyak minum yaitu 1,5 – 2 liter dalam 24jam dapat diberikan the
manis, susu dan bila mau berikan oralit.
d. Kompres
air hangat
e. Pemberian
cairan intravena Ringer Lactate dan NaCl
f. Jika
kejang dapat diberikan Diazepam (kolaborasi dengan tim medis)
g. Beri
infus NaCl 0,09%, glukosa 10% jika pasien muntah terus dan Hematokrit terus
meningkat.
h. Monitor
tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nasi, tensi, pernafasan).
Jika kondisi pasien memburuk
observasi ketat 3jam.
i.
Periksa HB,HT, dan trombosit setiap
hari, untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang mengalami pasien
dan untuk pacuan melakukan tindakan lebih lanjut terhadap pendarahan tersebut.
j.
Pemberian antipiretik, sebainya dari
gologan Asetaminofen, Eukinin, atau Dipiron ( kolaborasi dengan dokter).
k. Monitor
tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
l.
Pemberian antibiotik bila terdapat
kekawatiran infeksi sekunder (kolaborasi dengan dokter) seperti Ciprofloxacin
m. Monitor
tanda-tanda dini shock meliputi keadaan umum perubahan tanda-tanda vital, hasil
pemeriksaan laborat yang memburuk
2. DHF
disertai Renjatan
Pasien yang mengalami renjatan
harus segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang akibat
kebocoran plasma.Bila perlu berikan tranfusi darah pada pasien dengan perdarahan
gastrointestinal yang hebat.
No comments:
Post a Comment