Saturday, June 27, 2015

materi Artritis reumatoid terlengkap dan ter komplit

materi Artritis reumatoid terlengkap dan ter komplit


TINJAUAN PUSTAKA

A.   REMATIK
1.    Pengertian
Artritis reumatoid merupakan penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya, diakrekteristikkan oleh kerusakan dan  proliferasi membran sinovial yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. (Kusharyadi, 2010)
Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi sistemik yang kronis dan terutama menyerang persendian, otot-otot, tendon, ligamen, dan  pembuluh darah yang ada disekitarnya. (Kowalak, 2011)
Arthritis Rematoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat progesif, yang cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan lunak . AR adalah suatu penyakit autoimun dimana secara simetris, persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan, nyeri, dan kerap kali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi. Karakteristik AR adalah radang cairan sendi (sinovitis inflamatoir) yang persisten, biasanya menyerang sendi –sendi perifer dengan penyebaran yang simetris. (Iskandar,Junaidi,2013)
2.    Penyebab
Penyebab arthritis rheumatoid belum diketahui dengan pasti, ada yangmengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun, semuanya belum terbukti. Bahkan beberapa kasus arthritis rheumatoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stress yang berat, seperti tiba-tiba kehilangansuami atau istri, kehilangan seluruh harta benda dalam suatu musibah,kehilangan satu-satunya anak yang disayangi, dan sebagainya. Yangmerupakan faktor resiko arthritis rheumatoid adalah faktor genetik,lingkungan, hormonal, dan infeksi.(Iskandar Junaidi, 20013)
Beberapa hal yang dianggap sebagai penyebab dari rematik, sebagai berikut:
a.    Obesitas atau kegemukan beresiko tinggi terserang reumatik, terutama mereka yang gemuk setelah berusia 50 tahun dan waktu mudanya berbadan kurus. 
b.    Perilaku hidup yang tidak sehat seperti: merokok, mengkonsumsi akohol,kurang berolahraga, kurang istirahat
c.    Pola makan yang tinggi lemak,tinggi protein, kacang-kacangan
d.    Pernah mengalami trauma berat pada lutut ampai terjadi pembengkakan atau berdarah, seperti pada olahragawan.
e.    Infeksi
f.     Pekerjaan
g.    Gangguan imunitas
h.    Kelenjar/hormone
i.      Faktor usia
j.      Psikologis 
k.    Faktor genetik (Iskandar Junaidi, 2013)
3.    Tanda dan Gejala
a.    Setempat
1)    Sakit pada persendian disertai kaku dan gerakan terbatas
2)    Lambat laun membengkak,panas,merah dan lemah
3)    Perubahan bentuk tangan,jari tangan sperti leher angsa,deviasi ulna
4)    Semua sendi dapat terserang ( panggul,lutut,pergelangan tangan,siku,bahu,rahang)
b.    Sistemik
1)    Mudah capek,lemah dan lesu
2)    Demam
3)    Takikardia
4)    Berat badan turun
5)    Anemia
(Suratun,2008)
Secara garis besar,gejala penyakit rematik terdiri dari:
a.    Artralgia, yaitu gejala yang hanya ditemukan pada sendi,berupa pegal linu,tanpa gejala lainnya.gejala pegal-pegal ini biasa ditemukan pada penyakit lupus atau rematik akibat autoimun
b.    Atritis atau radang pada sendi. Gejala peraadangan atritis cenderung lengkap yaitu: terjadi pembengkakan, muncul kemerahan dikulit,terasa nyeri dan panas pada sendi yang terserang dan biasanya, sendi menjadi sulit untuk digerakkan
c.    Nyeri sendi dengan tanda radang yaitu tidak lengkap (atropik).misalnya, terjadi pembengkakan pada tulang, bukan pada jaringan lunak. Atau, terjadi pembengkakan tulang yang diikuti dengan gangguan fungsi tulang, tetapi tidak muncul kemerahan di kulit atau rasa panas. Nyeri sendi dialami oleh penderita kanker, terutama kanker darah.
(Iskandar,junaidi.2013)

4.    Klasifikasi arthritis rematoid
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
a.    Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
b.    Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
c.    Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
d.    Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
5.    Manifestasi klinik  Arthritis Reumatoid
Jika pasien arthritis rheumatoid pada lansia tidak diistirahatkan, maka penyakit ini akan berkembang menjadi empat tahap :
a.    Terdapat radang sendi dengan pembengkakan membrane synovial dan kelebihan produksi cairan synovial. Tidak ada perubahan yang bersifat merusak terlihat pada radiografi. Bukti osteoporosis mungkin ada.
b.    Secara radiologis, kerusakan tulang pipih atau tulangrawan dapat dilihat. Pasien mungkin mengalami keterbatasan gerak tetapi tidak ada deformitas sendi.
c.    Jaringan ikat fibrosa yang keras menggantikan pannus, sehingga mengurangi gerak  sendi. Ankilosis fibrosa mengakibatkan penurunan gerakan sendi, perubahan kesejajaran tubuh, dan deformitas. Secara radiologis terlihat adanya kerusakan kartilago  dan tulang.
d.    Ketika jaringan fibrosa mengalami klasifikasi, ankilosis tulang dapat mengakibatkan terjadinya imobilisasi sendi secara total. Atrofi otot yang meluas dan luka pada jaringan lunak seperti medulla-nodula mungkin terjadi.
Pada lansia arthritis rheumatoid dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
a.    Kelompok 1
Arthritis rheumatoid klasik. Sendi-sendi kecil pada kaki dan tangan sebagian besar terlihat. Terdapat faktor rheumatoid, dan nodula-nodula rheumatoid yang sering terjadi. Penyakit dalam  kelompok ini dapat mendorong kea rah kerusakan sendi yang progesif.
b.    Kelompok 2
Termasuk ke dalam klien yang memenuhi syarat dari American Rheumatologic Association untuk arthritis rheumatoid karena mereka mempunyai radang sinotivis yang terus-menerus dan simetris, sering melibatkan pergelangan tangan dan sendi sendi jari.
c.    Kelompok 3
Sinotivis terutama mempengaruhi bagian proksimal sendi, bahu dan panggul. Awalnya mendadak, sering ditandai dengan kekuatan pada pagi hari. Pergelangan tangan pasien sering mengalami hal ini, dengan adanya bengkak, nyeri tekan, penurunan kekuatan genggaman, dan sindrom karpal tunnel. Kelompok ini mewakili suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri  yang dapat dikendalikan secara baik dengan menggunakan prednisone dosis rendah atau agens anti inflamasi dan memiliki prognosis yang baik.
(Stanley,2006)

6.    Patofisiologi
Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang.
Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. 
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus.
                                                                 (Smeltzer & Bare, 2002).

7.    Komplikasi Arthritis Reumatoid
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying antirheumatoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor  penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis rheumatoid.
Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.(Kumar,2007)
8.    Penatalaksanaan arthitris reumatoid
Tujuan utama terapi adalah:
a.    Meringankan rasa nyeri dan peradangan
b.    memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
c.    Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1)    Istirahat
2)    Latihan fisik
3)    Panas
4)    Pengobatan
a)    Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b)    Natrium  meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapiàkolin dan asetamenofen  obat
c)    Obat mengatasiàanti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari  keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
d)    Garam emas
e)    Kortikosteroid
5)    Nutrisi  diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:
a)    Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.
b)    Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
c)    Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
d)    Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.
Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa hubungan yang baik akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang lama (Mansjoer, dkk. 2001).
Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID dalam dosis terapeutik. Kalau diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti inflamasi maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002)
Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan Reumatoid arthritis menuju pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih dini. Kesempatan bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan penyakit terdapat dalam dua tahun pertama awitan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).
Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan laut. Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung Omega 3. Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar tetap lentur. (Smeltzer & Bare, 2002).

No comments:

Post a Comment